1. Apa bedanya antara Lagu Liturgi dan Lagu Rohani?
Kriteria Lagu Liturgi :
- Diciptakan untuk liturgi; "merupakan bagian Liturgi meriah yang penting atau integral" (SC 112); "adalah liturgi" atau "mengiringi liturgi"
- Syairnya dari Kitab Suciatau teks Liturgi (syair lebih penting daripada lagu). Syair terutama tentang karya penyelamatan Allah.
- Bersifat gerejani ("kami"/"kita"), mengikuti sertakan umat /"memupuk kesatuan hati" (SC 33).
- "Suci", "seni" / bermutu tinggi (Paus Pius X); "merupakan kegiatan suci yang sangat istimewa" (SC 7)
- Liturgi dan lagu liturgi sering, menjadi kejutan / kurang enak, "pikiran Allah memang lain dengan pikiran manusia" (Yes 55:8)
Kriteria Lagu Rohani :
- Diciptakan untuk keperluan perorangan / pentas / pertemuan rohani / pendidikan (Sekolah Minggu) / sebagai background music untuk stir mobil dsb.
- Syair berpangkal dari / dan membahas pengalaman / perasaan manusia.
- Syairnya bebas (ungkapan isi hati).
- Bersifat perorangan ("aku" / "saya")
- Tujuan untuk menghibur, melepaskan ketegangan.
- Menghindari tema yang berat ("salib", "menyangkal diri")
- Melodi / musik lebih penting daripada syair.
- Bagus namun tak jarang "kitscing" / seni semu.
- "The singer, not the song" / tujuan komersial.
2. Perbandingan antara Lagu Rohani dan Lagu Liturgi.
- Lagu Rohani mirip dengan makanan manisa : dinikmati - namun tidak cukup untuk melepaskan rasa lapar dan menyehatkan. sedangkan, Lagu Liturgi mirip dengan makanan bergizi : tidak selalu enak, namun perlu agar badan kita sehat dan kuat.
- Lagu Rohani lebih banyak berbicara tentang diri aku / situasi manusia daripada ingin mendengar suara Tuhan. sedangkan, Lagu Liturgi mengutamakan sabda Alladan menjawabnya dalam melaksanakan kehendak Allah. Ataupun diungkapkan suatu masalah, namun pasrah kepada Allah.
- Lagu Rohani mengutamakan tema yang enak dengan musik / aransemen / bungkusan yang manis, dan inilah tanda Kitsch. sedangkan, Lagu Liturgi tak jarang membuat tantangan : lagu dan syair kurang enak ditelinga, merangsang suatu protes dari kita (dan inilah tanda seni sejati). Perlu kita mencerna maksudnya.
- Lagu Rohani praktis selalu berbentuk bait (monolog). sedangkan, Lagu Liturgi memakai juga bentuk sahut-menyahut, aklamasi, berbentuk dialog sebagai cermin komunikasi kita dengan Allah
3. Bolehkah Lagu Rohani dinyanyiakan dalam perayaan Liturgi?
Ada lagu Rohani bertema syukur yang tidak mustahil dipakai juga dalam liturgi misalnya sebagai Madah Syukur sesudah komuni.
Namun perlu diperiksa syair : apakah gerejani ("kami")? biblis? seni?
Perlu ditinjau musiknya : apakah mengabdi pada syair? lahir dari syair?
Apakau umat dapat ikut bernyanyi?